Kualitas beras impor disangsikan pedagang beras. Pasalnya beras impor khususnya yang berasal dari Thailand disinyalir mengandung zat pemutih agar bisa menutupi kualitas beras yang sudah lama disimpan di gudang tersebut.
“Memang enggak semua beras impor khususnya yang dari Thailand kualitasnya jelek, ada juga yang bagus. Namun, setahu saya biasanya beras impor yang ada di Bulog itu pakai obat pemutih, biar enggak kelihatan beras stok lama,” ungkap Kulyadi, seorang pedagang beras di Cikini, Jakarta Pusat ketika ditemui okezone, Minggu (10/7/2011).
Hal ini dilakukan karena beras yang diimpor oleh Indonesia adalah beras yang lama sehingga sudah berkutu, cara termudah untuk mengakalinya adalah dengan memberi obat pemutih. Selain itu, untuk mengakali pembeli yang sudah terlanjur cinta dengan beras impor, penjual juga biasa mengganti karung beras.
“Kalau buat beras impor yang kualitasnya bagus, kadang ada juga penjual yang ganti karung beras lokal dengan beras impor, biar lebih laku di jual ke pasar dengan harga yang mahal,” bebernya.
Di sisi lain, menjawab kenaikan permintaan menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang kian dekat, ia mengaku tidak akan menambah stok beras yang ada di tokonya. Pasalnya, pembeli tidak akan memperbanyak pembeliannya.
“Sekarang enggak kayak gitu, orang beli cuma buat sekali-dua kali makan saja, jadi kita juga enggak berani menambah pasokan takut tekor, nanti saja kalau udah mau habis,” kata dia yang mengaku memiliki stok persediaan beras sekira 8-10 ton di tokonya.
Namun demikian, dia juga mengakui bahwa harga beras akhir-akhir ini sudah mulai meroket. Harga beras kualitas sedang seperti beras IR dijual dengan harga Rp8.400-Rp8.800 per kilogram (kg), sedangkan beras dengan kualitas bagus harganya bisa mencapai Rp10.500 per kg.
“Beras dengan kualitas rendah yang harganya Rp5.000-Rp6.000 per kg jumlahnya mulai sedikit di pasaran, tapi kalau yang menengah ke atas stoknya ada,” tandasnya.
“Memang enggak semua beras impor khususnya yang dari Thailand kualitasnya jelek, ada juga yang bagus. Namun, setahu saya biasanya beras impor yang ada di Bulog itu pakai obat pemutih, biar enggak kelihatan beras stok lama,” ungkap Kulyadi, seorang pedagang beras di Cikini, Jakarta Pusat ketika ditemui okezone, Minggu (10/7/2011).
Hal ini dilakukan karena beras yang diimpor oleh Indonesia adalah beras yang lama sehingga sudah berkutu, cara termudah untuk mengakalinya adalah dengan memberi obat pemutih. Selain itu, untuk mengakali pembeli yang sudah terlanjur cinta dengan beras impor, penjual juga biasa mengganti karung beras.
“Kalau buat beras impor yang kualitasnya bagus, kadang ada juga penjual yang ganti karung beras lokal dengan beras impor, biar lebih laku di jual ke pasar dengan harga yang mahal,” bebernya.
Di sisi lain, menjawab kenaikan permintaan menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang kian dekat, ia mengaku tidak akan menambah stok beras yang ada di tokonya. Pasalnya, pembeli tidak akan memperbanyak pembeliannya.
“Sekarang enggak kayak gitu, orang beli cuma buat sekali-dua kali makan saja, jadi kita juga enggak berani menambah pasokan takut tekor, nanti saja kalau udah mau habis,” kata dia yang mengaku memiliki stok persediaan beras sekira 8-10 ton di tokonya.
Namun demikian, dia juga mengakui bahwa harga beras akhir-akhir ini sudah mulai meroket. Harga beras kualitas sedang seperti beras IR dijual dengan harga Rp8.400-Rp8.800 per kilogram (kg), sedangkan beras dengan kualitas bagus harganya bisa mencapai Rp10.500 per kg.
“Beras dengan kualitas rendah yang harganya Rp5.000-Rp6.000 per kg jumlahnya mulai sedikit di pasaran, tapi kalau yang menengah ke atas stoknya ada,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar